Kamis, 22 Maret 2012

Aurat dan Jilbab

Aku dapat artikel ini dari temanku. Kebetulan cukup detail membahas aurat perempuan, yang garis besarnya pernah aku tulis di sini. Artikel ini aku kupipes dan sedikit diedit, insya ALLOH tidak mengurangi makna yang terkandung. Aku bagi menjadi 2 bagian, agar tidak terlalu panjang. Semoga bermanfaat. :)

10/13/2001 - Arsip Fiqh
Rasululloh SAW bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Wanita-wanita yang digambarkan Rasul dalam hadis di atas sekarang banyak sekali kita lihat. Bahkan itu sudah menjadi sesuatu yang mentradisi dan dianggap lumrah. Mereka adalah wanita-wanita yang memakai pakaian tapi telanjang. Sebab pakaian yang mereka kenakan tak dapat menutupi apa yang ALLOH SWT perintahkan untuk ditutupi.

Budaya barat adalah penyebab fenomena ini. Sebab pakaian yang “tak layak” tersebut bukanlah merupakan budaya masyarakat Islam dan tidak pula dikenal dalam tradisi masyarakat kita. Namun itu adalah hal baru yang lantas diterima tanpa dikritisi. Tidak pula itu diuji dengan pertanyaan, bolehkah ini menurut agama, atau baikkah ini bagi kita dan pertanyaan lain yang senada. Boleh jadi karena perasaan rendah diri yang akut dan silau terhadap kemajuan barat dalam beberapa hal akhirnya banyak di antara kita yang menerima budaya barat dengan mata tertutup (atau sengaja menutup mata).

Namun di sana kita juga melihat fajar yang mulai terbit. Kesadaran untuk kembali kepada budaya kita sendiri (baca: budaya berpakaian islami) mulai tumbuh. Betapa sekarang kita banyak melihat indahnya kibaran jilbab di mana-mana. Di kampus, di sekolah, di pasar dan bahkan di terminal-terminal. Malah di beberapa negara barat (Inggris dan Jerman misalnya) muslimah-muslimah pemakai jilbab tak lagi sulit ditemukan. (tambahan dariku) Meski di Perancis malah terjadi sebaliknya, ada pelarangan penggunaan jilbab walau sudah tidak terlalu banyak perdebatan lagi.

Jelasnya saat ini sudah tak ada lagi larangan untuk mengenakan busana dan pakaian yang menutup aurat. Permasalahannya, apakah jaminan kebebasan ini kemudian segera disambut oleh para muslimah kita dengan segera kembali mengenakan pakaian takwa itu atau tidak. Yang pasti alasan dilarang oleh si ini dan si itu kini tak berlaku lagi.

AURAT WANITA DAN HUKUM MENUTUPNYA
Aurat wanita yang tak boleh terlihat di hadapan laki-laki lain (selain suami dan mahramnya) adalah seluruh anggota badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Yang menjadi dasar hal ini adalah:

1. Al-Qur’an surat Annur(24):31
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumur (Ind: jilbab)nya ke dadanya…’”

Keterangan :
Ayat ini menegaskan empat hal:
a. Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh ALLOH SWT.

b. Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram.

c. Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak. Para ulama mengatakan bahwa ayat ini juga menunjukkan akan haramnya menampakkan anggota badan tempat perhiasan tersebut. Sebab jika perhiasannya saja dilarang untuk ditampakkan apalagi tempat perhiasan itu berada. Sekarang marilah kita perhatikan penafsiran para sahabat dan ulama terhadap kata “…kecuali yang biasa nampak…” dalam ayat tersebut. Menurut Ibnu Umar RA. yang biasa nampak adalah wajah dan telapak tangan. Begitu pula menurut ‘Atho,’ Imam Auzai dan Ibnu Abbas RA. Hanya saja beliau (Ibnu Abbas) menambahkan cincin dalam golongan ini. Ibnu Mas’ud RA. mengatakan maksud kata tersebut adalah pakaian dan jilbab. Said bin Jubair RA. mengatakan maksudnya adalah pakaian dan wajah. Dari penafsiran para sahabat dan para ulama ini jelaslah bahwa yang boleh tampak dari tubuh seorang wanita adalah wajah dan kedua telapak tangan. Selebihnya hanyalah pakaian luarnya saja.

d. Perintah untuk menutupkan khumur ke dada. Khumur adalah bentuk jamak dari khimar yang berarti kain penutup kepala. Atau dalam bahasa kita disebut jilbab. Ini menunjukkan bahwa kepala dan dada adalah juga termasuk aurat yang harus ditutup. Berarti tidak cukup hanya dengan menutupkan jilbab pada kepala saja dan ujungnya diikatkan ke belakang. Tapi ujung jilbab tersebut harus dibiarkan terjuntai menutupi dada.

2. Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasululloh SAW dengan pakaian yang tipis, lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).

Keterangan :
Hadis ini menunjukkan dua hal:
a. Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan.
b. Pakaian yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat.

Dari kedua dalil di atas jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Dari dalil tersebut pula kita memahami bahwa menutup aurat adalah wajib. Berarti jika dilaksanakan akan menghasilkan pahala dan jika tidak dilakukan maka akan menuai dosa. Kewajiban menutup aurat ini tidak hanya berlaku pada saat solat saja namun juga pada semua tempat yang memungkinkan ada laki-laki lain bisa melihatnya.

Selain kedua dalil di atas masih ada dalil-dalil lain yang menegaskan akan kewajiban menutup aurat ini:
1. Dari Al-Qur’an:
a. “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu melakukan tabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliyyah dahulu…” (Qs. Al-Ahzab: 33).

Keterangan:
Tabarruj adalah perilaku mengumbar aurat atau tidak menutup bagian tubuh yang wajib untuk ditutup. Fenomena mengumbar aurat ini adalah merupakan perilaku jahiliyyah. Bahkan diriwayatkan bahwa ritual haji pada zaman jahiliyyah mengharuskan seseorang thawaf mengelilingi ka’bah dalam keadaan bugil tanpa memandang apakah itu lelaki atau perempuan.

Konteks ayat di atas adalah ditujukan untuk istri-istri Rasululloh SAW. Namun keumuman ayat ini mencakup seluruh wanita muslimah. Kaidah ilmu ushul fiqh mengatakan: “Yang dijadikan pedoman adalah keumuman lafadz sebuah dalil dan bukan kekhususan sebab munculnya dalil tersebut (al ibratu bi umumil lafdzi la bikhususis sabab).

b. “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLOH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

Keterangan:
Jilbab dalam bahasa Arab berarti pakaian yang menutupi seluruh tubuh (pakaian kurung), bukan berarti jilbab dalam bahasa kita (lihat arti kata khimar di atas). Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa menutup seluruh tubuh adalah kewajiban setiap mukminah dan merupakan tanda keimanan mereka.

2. Hadis Rasululloh SAW, bahwasanya beliau bersabda:
“Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mrip ekor sapi untk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Keterangan:
Hadis ini menjelaskan tentang ancaman bagi wanita-wanita yang membuka dan memamerkan auratnya. Yaitu siksaan api neraka. Ini menunjukkan bahwa pamer aurat dan “buka-bukaan” adalah dosa besar. Sebab perbuatan-perbuatan yang dilaknat oleh ALLOH SWT atau Rasul-Nya dan yang diancam dengan sangsi duniawi (qishas, rajam, potong tangan dll) atau azab neraka adalah dosa besar.

Sabtu, 17 Maret 2012

hati -hati mengucapkan INSYAALLAH

Jangan Sembarangan Mengucapkan "Insya Allah"

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.


Dalam buku Asbabun Nuzul yang disusun oleh KH Q Shaleh dkk (1995) menukil riwayat mengenai asbabun nuzul (sebab turun) surah al-Kahfi ayat 23-24. "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut); 'Insya Allah'." (QS al-Kahfi [16]:23-24). Suatu hari, kaum Quraisy mengutus an-Nadlr bin al-Harts dan Uqbah bin Abi Mu'ith menemui seorang pendeta Yahudi di Madinah untuk menanyakan kenabian Muhammad. Lalu, kedua utusan itu menceritakan segala hal yang berkaitan dengan sikap, perkataan, dan perbuatan Muhammad.

Lalu, pendeta Yahudi berkata, "Tanyakanlah kepada Muhammad akan tiga hal. Jika dapat menjawabnya, ia Nabi yang diutus. Akan tetapi, jika tak dapat menjawabnya, ia hanyalah orang yang mengaku sebagai Nabi.
Pertama,
tanyakan tentang pemuda-pemuda pada zaman dahulu yang bepergian dan apa yang terjadi kepada mereka.
Kedua,
tanyakan juga tentang seorang pengembara yang sampai ke Masyriq dan Maghrib dan apa yang terjadi padanya.
Ketiga,
tanyakan pula kepadanya tentang roh." Pulanglah utusan itu kepada kaum Quraisy. Lalu, mereka berangkat menemui Rasulullah SAW dan menanyakan ketiga persoalan tersebut di atas.

Rasulullah SAW bersabda, "Aku akan menjawab pertanyaan kalian besok." Rasul menyatakan itu tanpa disertai kalimat "insya Allah". Rasulullah SAW menunggu-nunggu wahyu sampai 15 malam, namun Jibril tak kunjung datang. Orang-orang Makkah mulai mencemooh dan Rasulullah sendiri sangat sedih, gundah gulana, dan malu karena tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada kaum Quraisy. Kemudian, datanglah Jibril membawa wahyu yang menegur Nabi SAW karena memastikan sesuatu pada esok hari tanpa mengucapkan "insya Allah". (QS al-Kahfi [18]:23-24).

Dalam kesempatan ini, Jibril juga menyampaikan tentang pemuda-pemuda yang bepergian, yakni Ashabul Kahfi (18:9-26); seorang pengembara, yakni Dzulqarnain (18:83-101); dan perkara roh (17:85).

Mufassir Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Kitab Jaami'ul Bayan menjelaskan, "Inilah pengajaran Allah kepada Rasulullah SAW agar jangan memastikan suatu perkara akan terjadi tanpa halangan apa pun, kecuali menghubungkannya dengan kehendak Allah SWT.

Sungguh agung makna kata "insya Allah" itu. Di dalamnya dikandung makna paling tidak empat hal.
Pertama,
manusia memiliki ketergantungan yang tinggi atas rencana dan ketentuan Allah (tauhid).
Kedua,
menghindari kesombongan karena kesuksesan yang dicapai (politik, kekayaan, keilmuan, dan status sosial.)
Ketiga,
menunjukkan ketawaduan (keterbatasan diri untuk melakukan sesuatu) di hadapan manusia dan Allah SWT. Keempat, bermakna optimisme akan hari esok yang lebih baik.

Bagaimana jika kata "insya Allah" dijadikan tameng untuk memerdaya manusia atau dalih untuk melepaskan diri dari tanggung jawab?

Sesungguhnya kita telah melakukan dua dosa.

Pertama, menipu karena menggunakan zat-Nya.

Kedua, kita telah menipu diri kita sendiri karena sesungguhnya kita enggan menepatinya, kecuali sekadar menjaga hubungan baik semata dengan rekan, kawan, atau relasi. Wallahu a'lam.

jangan lupa :rate5 ya gan

kalo berkenan kasih :cendolbig juga saya terima

Kamis, 15 Maret 2012

rahasia dbalik rahasia

Tp inilah yg di sebut rahasia di balik rahasia O:)

☑ (M) manusia
☑ (T) Tuhan

M : Tuhan, bolehkah aku bertanya padaMU?
T : Tentu saja silahkan!
M : Tapi janji ya, Engkau takan marah.
T: ya, Aku janji.
M : Kenapa Kau izinkan banyak HAL BURUK terjadi padaku hari ini?
T : Apa Maksudmu?
M : Aku bangun terlambat.
T : Ya, trus?
M : Mobilku mogok & butuh waktu lama tuk menyala.
T : Oke, trus?
M : Roti yg kupesan dibuat tak seperti pesananku, hingga kumalas memakannya.
T : Hmm, trus?
M : Di jalan pulang, HPku tiba2 mati saat aku b'bicara bisnis besar!
T : Benar, trus?
M : Dan akhirnya, saat ku sampai di rumah, aku hanya ingin sedikit b'santai dg mesin pijat refleksi yg baru kubeli, tapi MATI!
Kenapa tak ada yg LANCAR hari ini?
T : Biar KUperjelas..
Ada malaikat kematian pagi tadi, dan Aku mengirimkan malaikatKU tuk berperang mlawannya agar tak ada hal buruk terjadi padamu!
KUbiarkan kau terTIDUR disaat itu.
M : Oh, tapi...
T : AKU tak biarkan mobilmu menyala TEPAT WAKTU karna ada pengemudi mabuk lewat didepan jalan & akan MENABRAKmu.
M : (merunduk)
T : Pembuat burgermu sedang sakit, AKU tak ingin kau tertular, oleh karenanya KUbuatnya salah bekerja!
M : (tarik nafas)
T : HPmu KUbuat mati karena mereka PENIPU, KUtak mungkin membiarkanmu tertipu.
Lagipula bisa mengacaukan KONSENTRASImu dlm mengemudi bila ada yg mghubungimu kala HP menyala..
M : (mataku berkaca-kaca) aku mngerti Tuhan
T : Soal mesin pijat refleksi,,
KUtau kau belum sempat beli voucher listrik, bila mesin itu dinyalakan maka akn mgambil banyak daya listrikmu,,
KU yakin kamu tak ingin berada dlm kgelapan ditengah mlm.
M : (menangis tersedu) Maafkanku Tuhan!
T : Tak apa, tak perlu meminta maaf.
Belajarlah tuk prcaya PADAKU.
RencanaKU padamu lebih baik dari rencanamu sndiri.
Yakinlah bahwa Aku selalu baik
Yakinlah sgala Usahamu PASTI sukses
Blajarlah tuk slalu bersyukur ats APAPUN yg terjadi

Krna smuanya akn indah pada waktunya :)

Kamis, 08 Maret 2012

coba drenungkan

Nabi Muhammad SAW bersabda :
• 1. Empat hal yg membuat Badan Sakit :
- kebanyakan Bicara
- kebanyakan Tidur
- kebanyakan Makan
- kebanyakan Bertemu Orang

• 2. Empat hal yg merusak Tubuh :
- Khawatir/Cemas
- Kesedihan
- Kelaparan
- Tidur Larut Malam

• 3. Empat hal yg membuat Murung dan Kesedihan :
- Bohong
- Kurang Ajar atau tidak hormat
- Berdebat tanpa Pengetahuan atau Informasi yg memadai
- Amoral atau melakukan sesuatu tanpa rasa Takut

• 4. Empat hal yg meningkatkan Wajah Berseri dan Kebahagiaan :
- Kesalehan
- Loyalitas
- Kedermawaan
- Menolong sesama dg Ikhlas tanpa
diminta hny harap Ridho ilahi

• 5. Empat hal yg Memberhentikan Rezeki :
- Tidur dipagi hari dari Sholat Subuh hingga Matahari Bersinar
- Tidak melakukan Sholat/Berdoa secara teratur
- Malas
- Penghianatan atau Ketidak Jujuran

• 6. Empat hal yg membawa Rezeki :
- Berdoa dimalam hari
- Tobat
- Beramal
- Berdzikir

» Nabi Muhammad SAW jg bersabda :
Hiasi Jiwamu dg Shalat, Zikir & Al-Quran krn Satu ayat Al-Quran pd Hari Akhir akan memberi Syafa'at..

» Nabi Muhammad SAW juga bersabda : Berhenti melakukan sesuatu saat Adzan bahkan membaca Al-Quran..
Orang yg berbicara selama Adzan berakibat tidak dapat mengucapkan Dua Kalimat Syahadat disaat Kematiannya.. Na'udzubillah..

» Baca doa ini untuk kehidupan yg lebih baik
• Allahumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni ibadatik..

Selasa, 06 Maret 2012

Ingat lah sahabat waktu itu akan berakhir

JIKA AKU..
DIMAKAMKAN HARI INI
(Suatu Renungan) 

Aku mati,
Perlahan,
tubuhku ditutup tanah. 
Perlahan....
semua pergi meninggalkanku. 
Masih terdengar jelas langkah2 terakhir mereka,

Aku sendirian,
di tempat gelap yg tak pernah terbayang,
Sendiri,
menunggu pertanyaan malaikat.

Belahan hati,
belahan jiwa pun pergi.
Apa lagi sekedar kawan dekat atau orang lain.
Aku bukan siapa2 lagi bagi mereka. 
Sanak keluarga menangis,
sangat pedih,
aku pun demikian,
tak kalah sedih. 

Tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan. 
Menyesal sudah tak mungkin.
Tobat tak lagi dianggap & maaf pun tak bakal didengar, 
Aku benar2 harus sendiri.. 

Ya ALLAH jika Engkau beri aku 1 lagi kesempatan,
jika Engkau pinjamkan lagi beberapa hari milikMU,
Utk aku perbaiki diriku, 
Aku ingin memohon maaf pada mereka,
yg selama ini telah merasakan zalimku,
yg selama ini sengsara karena aku,
tersakiti karena aku, 
Aku akan kembalikan jika ada harta kotor ini yg telah kukumpulkan,
yg bahkan kumakan.. 

Yaa ALLAH Beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
Untuk berbakti kepada ayah & ibu tercinta.
Teringat kata2 kasar & keras yg menyakitkn hati mereka,
Maafkan aku ayah & ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu,.... 

Beri juga ya ALLAH aku waktu untuk berkumpul dgn keluargaku,
menyenangkan saudara2ku.....belahan jiwaku, juga anak-anakku
Untuk sungguh2 beramal soleh.
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu lebih lama lagi.....
Begitu menyesal diri ini.....
Kesenangan yg pernah kuraih dulu,
tak ada artinya sama sekali 
Mengapa kusia ² kan saja waktu hidup yg hanya sekali itu?
Andai aku bisa putar ulang waktu itu.

Tp aku dimakamkan hari ini & semua menjadi tak termaafkan & semua menjadi terlambat & aku harus sendiri.....
Untuk waktu yg tak terbayangkan sampai yaumul hisab & dikumpulkan dipadang mahsyar...

Ya RABB sampaikan salamku utk sahabatku yg sllu mengingatkan ku akan hari terakhirku didunia

Sesungguhnya sahabat yg terbaik yaitu sahabat yg mengingatkan ttg kematian O:)